Perawatan Jalan Beton – Tahap curing beton adalah tahap yang tidak boleh dilewatkan ketika beton mulai mengeras atau ketika masuk tahap final setting. Curing beton sendiri adalah usaha agar hasil pengecoran beton bisa lebih optimal. Pekerjaan ini juga perlu dilakukan karena akan sangat berpengaruh pada kualitas beton. Tahap curing merupakan tahap akhir setelah proses pengecoran jalan beton yang telah kita bahas di “Pengecoran Jalan Beton“.
Perawatan Jalan Beton – Curing Beton
Pekerjaan curing beton dilakukan agar beton tidak kehilangan kelembaban / kadar airnya terlalu cepat. Bila beton terlalu cepat kehilangan kadar airnya maka membuat ukurannya menyusut terlalu banyak. Hal tersebut bisa menyebabkan keretakan pada beton sehingga tidak menghasilkan beton sesuai dengan ketentuan. Perawatan jalan beton sendiri merupakan bagian akhir dari proses Pembuatan Jalan Beton yang sudah kita bahas pada artikel sebelumnya.
Pekerjaan ini dilakukan ketika beton masuk tahapan hardening atau setelah dibukanya bekisting / cetakannya. Lamanya waktu curing ini sangat tergantung pada jenis beton, kondisi cuaca, luasan dan jenis elemen struktur dan kuat tekan karakteristik beton. Akan tetapi umumnya pekerjaan ini dilakukan hingga mencapai 70% kuat tekan yang disyaratkan konsultan proyek. Pengujian kuat tekan merupakan salah satu cara pengujian beton untuk menentukan kualitasnya.
Metode Curing Beton
Metode curing umumnya akan disesuaikan dengan kondisi ketika pengecoran beton dilakukan agar sesuai dengan kebutuhan. Metode curing yang tidak tepat justru akan menurunkan kualitas beton dalam kekuatannya sehingga bisa memunculkan retakan. Secara umum ada 4 metode curing yang biasa digunakan yaitu :
1. Metode curing menggunakan membran
Metode ini dilakukan pada proyek yang lokasinya kurang memungkinkan untuk mendapatkan air dengan jumlah yang cukup. Metode ini dilakukan dengan melapisi permukaan beton dengan membran agar kandungan airnya tidak mudah menguap.
Metode ini biasa diterapkan pada lapisan perkerasan beton atau rigid pavement yang dikerjakan segera setelah pengikatan beton selesai. Membran yang digunakan terbuat dari bahan plastik atau lembaran lainnya asalkan kedap air, bisa juga menggunakan senyawa yang bisa membentuk membran. Senyawa ini bisa memantulkan cahaya matahari yang berbentuk cairan jernih bening maupun pigmen putih.
2. Metode curing menggunakan kalsium klorida
Kalsium klorida pada metode ini digunakan untuk melapisi permukaan beton atau bisa juga sebagai campurannya. Senyawa ini mampu menyerap kelembaban lingkungan dan mempertahankannya pada permukaan beton. Dengan begitu beton tidak akan mudah mengalami kehilangan kadar air dan tetap dalam kondisi basah selama beberapa waktu.
3. Metode curing menggunakan pembasahan
Metode ini terbilang sederhana karena hanya dilakukan dengan menyelimuti beton dengan air untuk menghindari penguapan yang terlalu cepat. Metode ini dapat dilakukan dengan cara menyirami beton, menyelimuti beton dengan karung basah hingga merendam beton dalam air.
4. Metode curing menggunakan pemanasan
Metode ini berbeda dengan beberapa metode sebelumnya yaitu dengan memanaskan beton pada suhu tertentu. Sebelum melakukan metode ini beton akan dijaga pada suhu 10 – 30 C dalam beberapa jam. Setelahnya akan ditingkatkan menjadi 40 – 55 C selama 10 – 12 jam. Setelah itu baru dilanjutkan dengan suhu 65 – 95 C dan suhu akhirnya 40 – 55 C. Umumnya metode ini hanya dilakukan pada daerah yang memiliki musim dingin.
5. Metode curing lainnya
Metode curing lainnya adalah seperti metode hidrotermal, sinar infra merah dan karbonisasi, akan tetapi metode tersebut umumnya jarang dilakukan. Metode-metode tersebut juga menggunakan panas yang dipertahankan pada suhu dan waktu tertentu.