Proses Perendaman Biji Sebelum Ditanam – Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel pada suatu organisme. Pertumbuhan memiliki sifat tidak dapat kembali atau irreversible. Proses pertumbuhan diikuti dengan perkembangan yang menjadi proses saling terkait. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan diawali dengan pertumbuhan bakal biji dan juga bakal buah.
Tahap selanjutnya yakni perkecambahan. Tumbuhan yang telah mengalami perkecambahan kemudian akan mengalami pertumbuhan sampai akhirnya menjadi tumbuhan dewasa yang menghasilkan biji kembali. Biji atau butir-butir kecil yang dihasilkan tumbuhan adalah bakal buah dari tumbuhan tersebut.
Proses Perendaman Biji Sebelum Ditanam
Biji juga diperlukan sebagai bibit tanaman baru, seperti pada jagung, kacang tanah, kacang hijau dan sebagainya. Sebelum biji akan ditanam pasti biji sudah direndam terlebih dahulu. Kenapa harus demikian?
Ketika biji direndam terjadi proses imbibisi yakni proses penyerapan air ke dalam rongga jaringan melalui pori-pori secara pasif, terutama karena daya serap senyawa polisakarida, seperti hemiselulosa, pati, dan selulosa. Proses ini terjadi ketika air masuk ke dalam benih melewati proses imbibisi yang merupakan proses spesifik serta imbibisi air oleh benih sangat dipengaruhi oleh komposisi kimia benih, permeabilitas benih dan juga jumlah air yang tersedia , baik air dalam bentuk cairan maupun uap air disekitar benih. (Sadjad, 1975).
Proses imbibisi terjadi melalui akar yang bekerja menyerap air pada tanah. Akan tetapi, pada biji belum mempunyai akar sehingga biji butuh direndam agar sel-sel yang ada dalam biji dapat aktif tumbuh.
Menurut Sumarno dan Widiyati (1985) air memiliki fungsi pada perkecambahan benih, sebagai :
- Air yang diserap oleh benih berfungsi untuk melunakkan kulit benih dan menyebabkan pengembangan embrio dan endosperm, sehingga mengakibatkan kulit benih menjadi pecah.
- Air memberi fasilitas untuk masuknya oksigen ke dalam benih. Dinding sel yang berimbibisi memiliki sifat permeabe1 sehingga gas dapat masuk ke dalam sel secara difusi. Pasokan oksigen meningkat jika kulit benih menyerap air sehingga mengaktifkan pernafasan.
- Air berfungsi untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan fungsinya. Jika protoplasma memiliki kandungan air maka sel-sel hidup akan melaksanakan proses-proses kehidupan termasuk pencernaan, asimilasi dan tumbuh.
- Air berfungsi sebagai alat transport larutan makanan dari endosperm atau koyilkedon ke titik tumbuh pada poros embrio untuk membentuk protoplasma baru.
Akibat penyerapan air selama proses imbibisi terjadi pertambahan volume dan juga bobot basah benih. Pertambahan volume benih tersebut sangat cepat pada awal proses imbibisi serta semakin lama pertambahannya semakin lambat. (Leopold,1983)
Selain itu air yang diserap dibutuhkan untuk mengaktifkan hormon giberelin yang merupakan hormon yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan dan perkecambahan embrio. Giberelin akan merangsang pembentukan enzim amylase. Enzim tersebut memiliki peran memecah senyawa amilum yang terdapat pada endosperm (cadangan makanan) menjadi senyawa glukosa. Glukosa ini menjadi sumber energi untuk pertumbuhan.
Giberelin juga berguna dalam proses pembentukan biji, yakni merangsang pembentukan serbuk sari atau polen, memperbesar ukuran buah, merangsang pembentukan bunga dan mengakhiri masa dormansi pada biji.