Dampak Kebisingan – Lingkungan bising merupakan hal yang bisa terjadi dimana saja baik di rumah, kantor, pabrik hingga tempat umum. Kebisingan sendiri merupakan sebuah bunyi yang tidak diinginkan atau disukai dan lebih bersifat mengganggu.
Dalam arti yang lebih obyektif, kebisingan adalah sebuah getaran bunyi yang kompleks dan terdiri dari frekuensi serta amplitudo baik yang sifatnya periodik maupun nonperiodik.
Dampak Kebisingan Bagi Kesehatan Manusia
Tentunya kebisingan ini akan memberikan dampak buruk pada kesehatan kita karena merupakan sebuah polusi suara. Sehingga orang yang sering terpapar kebisingan perlu dilakukan pemeriksaan secara berkala. Ada berbagai gangguan yang dapat diberikan kebisingan terhadap tubuh manusia baik secara fisik dan psikis :
1. Gangguan fisiologi
Meningkatnya denyut nadi dan tekanan darah, metabolisme basal hingga ketegangan otot.
2. Gangguan komunikasi
Orang yang terpapar kebisingan tentunya harus berteriak ketika berkomunikasi dengan orang lain di tempat yang sama dan bila itu di tempat kerja maka akan meningkatkan resiko kecelakaan kerja.
3. Gangguan keseimbangan
Perasaan seperti melayang, pusing hingga mual.
4. Gangguan psikologi
Mudah stres dan lelah, emosional terganggu serta komunikasi dan konsentrasinya.
5. Efek pada pendengaran
- Meningkatkan temporary threshold shift atau ambang dengar sementara dan juga ambang dengar permanen atau permanent threshold shift.
- Dalam dampak yang lebih parah bahkan bisa menyebabkan ketulian.
Faktor Utama yang Menyebabkan Kebisingan
Selain membahas tentang dampak kebisingan bagi kesehatan tubuh kita, kita juga harus mengetahui faktor apa yang mempengaruhinya. Berikut beberapa faktor utama yang menyebabkan kebisingan menjadi berbahaya bagi pendengaran manusia :
- Intensitas atau amplitudo kebisingan.
- Frekuensi kebisingan.
- Lama pajanan bising per hari.
- Masa atau periode waktu terpajan bising dalam tahun.
Selain itu kebisingan sendiri juga dapat dibagi menjadi beberapa jenis, berikut beberapa jenis kebisingan tersebut :
1. Bising kontinyu
Kebisingan dengan spektrum luas dan menetap yang batas amplitudonya sekitar 5 dB dalam periode waktu 0,5 detik secara kontinyu. Sebagai contoh adalah suara yang dihasilkan mesin, kipas angin, dsb.
2. Bising kontinu dengan spektrum sempit dan menetap
Bising yang relatif tetap namun memiliki frekuensi tertentu saja seperti 500, 1000 dan 4000 Hz, sebagai contoh bunyi katup gas, gergaji sirkuler, dsb.
3. Bising terputus-putus
Kebisingan yang terjadi tidak secara kontinyu namun dalam periode yang relatif berkurang, sebagai contoh adalah bunyi yang dihasilkan kendaraan, pesawat terbang dan sejenisnya.
4. Bunyi karena hantaman
Kebisingan ini umumnya terjadi dalam waktu kurang dari 0,1 detik maupun bunyi akibat hantaman berulang.
5. Bising dari ledakan tunggal
Kebisingan yang mempunyai perubahan tekanan bunyi melebihi 40 dB dengan waktu yang sangat cepat dan mengejutkan pendengaran, contohnya suara ledakan kembang api, tembakan hingga bom.
6. Jenis bising lainnya
Contoh kebisingan lainnya adalah seperti ledakan berulang dari mesin tempa yang dapat terdengar datar maupun berfluktuasi.
Mengingat bahaya akan kebisingan ini bagi kesehatan tubuh tentunya memperhitungkan kebisingan di tempat yang rawan kebisingan merupakan hal yang wajib. Untuk mengukur tingkat kebisingan ini kita dapat menggunakan alat sound level meter atau alat ukur kekerasan suara.