Mengenal Lebih Dekat Konstruksi Bangunan Bawah Tanah – Dalam dunia arsitektur dan konstruksi, bangunan bawah tanah menjadi opsi menarik bagi beberapa proyek. Namun, sebelum memutuskan untuk membangun bangunan bawah tanah, penting untuk memahami konstruksinya dengan baik. Artikel ini akan membahas mengenai konstruksi bangunan bawah tanah secara lebih mendalam.
Konstruksi Bangunan Bawah Tanah
Merupakan sebuah proses pembangunan struktur bangunan yang dilakukan di bawah permukaan tanah. Konstruksi seperti ini sering kali dibangun untuk memaksimalkan penggunaan lahan di daerah perkotaan yang padat. Tujuannya untuk memberikan perlindungan terhadap cuaca ekstrem, atau untuk memenuhi kebutuhan khusus seperti laboratorium atau tempat penyimpanan arsip.
Penting untuk diingat bahwa konstruksi bangunan bawah tanah melibatkan banyak faktor risiko dan harus dilakukan dengan hati-hati dan cermat. Proses konstruksi harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti kekuatan struktur, keamanan, sistem drainase, dan ventilasi untuk memastikan bahwa bangunan bawah tanah dapat berfungsi dengan aman dan efektif.
Jenis-jenis Bangunan Bawah Tanah
Berikut adalah beberapa jenis bangunan bawah tanah yang sering dibangun:
1. Basement
Adalah sebuah ruang bawah tanah yang biasanya digunakan sebagai ruang tambahan pada bangunan, seperti ruang penyimpanan atau ruang keluarga. Pembangunan basement dilakukan dengan dinding penahan tanah dan lantai beton untuk membentuk ruang bawah tanah yang tahan lama dan kuat.
2. Parking bawah tanah
Parking bawah tanah biasanya dibangun di bawah gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, atau gedung apartemen untuk memberikan parkir tambahan bagi penghuni atau pengunjung. Ruang parkir bawah tanah ini biasanya memiliki sistem drainase dan ventilasi yang baik agar kendaraan dapat diparkir dengan aman dan nyaman.
3. Bunker
Bunker adalah bangunan bawah tanah yang didesain untuk memberikan perlindungan terhadap serangan bom atau senjata lainnya. Biasanya terbuat dari beton bertulang yang sangat tebal dan kuat, serta dilengkapi dengan sistem udara dan pemadam kebakaran yang canggih.
4. Ruang server
Ruang server adalah ruang bawah tanah yang didesain khusus untuk menyimpan server komputer dan peralatan lainnya. Sebuah ruang server biasanya memiliki sistem pendingin dan keamanan yang ketat untuk menjaga suhu yang stabil dan mencegah kerusakan peralatan akibat kelembaban atau kebakaran.
5. Gudang atau ruang penyimpanan
Gudang atau ruang penyimpanan bawah tanah biasanya digunakan untuk menyimpan barang-barang yang memerlukan suhu dan kelembaban yang stabil, seperti arsip atau produk farmasi. Ruang ini biasanya memiliki sistem pendingin dan pemanas yang canggih agar suhu dapat diatur dengan tepat.
Bahan-bahan Untuk Konstruksi
Bangunan bawah tanah umumnya memerlukan bahan konstruksi yang memiliki ketahanan dan keawetan yang baik karena terkena tekanan tanah dan kelembaban yang tinggi. Beberapa bahan konstruksi yang umum digunakan untuk bangunan bawah tanah antara lain:
1. Beton bertulang
Beton bertulang adalah bahan konstruksi yang sering digunakan untuk membuat dinding dan lantai bangunan bawah tanah karena memiliki kekuatan tekan yang tinggi dan tahan terhadap kelembaban. Selain itu, beton bertulang juga dapat mengurangi risiko kebocoran air yang berasal dari tanah.
2. Baja
Baja sering digunakan untuk konstruksi bangunan bawah tanah, terutama untuk struktur atap dan pintu keluar. Memiliki kekuatan yang tinggi dan dapat menahan tekanan tanah yang besar adalah ciri utama bahan baja.
3. Batu bata tahan air
Pembuatan dinding bangunan bawah tanah bisa menggunakan batu bata tahan air karena dapat menahan kelembaban dan tekanan tanah. Jenis bahan ini juga dapat membantu menjaga suhu dalam ruangan agar tetap stabil.
4. Pipa PVC
Pipa PVC digunakan untuk sistem pembuangan air di bangunan bawah tanah. PVC merupakan bahan yang tahan terhadap korosi dan mudah dipasang.
5. Geotekstil
Geotekstil adalah kain sintetis yang digunakan untuk melindungi permukaan dinding dan lantai bangunan bawah tanah dari kerusakan akibat tekanan tanah dan air. Pemanfaatan geotekstil juga dapat digunakan untuk memperkuat pondasi bangunan.
6. Isolasi
Dalam menjaga suhu dan kelembaban dalam bangunan bawah tanah dapat menggunakan bahan dari isolasi. Isolasi dapat terbuat dari bahan-bahan seperti busa poliuretan atau fiberglass.
7. Sealant
Untuk menutup celah antara material konstruksi yang berbeda dan mencegah kebocoran air serta udara kerap menggunakan bahan sealant. Sealant sering digunakan di sekitar jendela, pintu, dan dinding bangunan bawah tanah.
Semua bahan konstruksi di atas memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, oleh karena itu dalam memilih bahan konstruksi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi bangunan bawah tanah yang akan dibangun.
Teknik Konstruksi Bangunan Bawah Tanah
Teknik konstruksi bangunan bawah tanah dapat berbeda-beda tergantung pada tujuan dan kebutuhan dari proyek bangunan. Namun, secara umum, teknik konstruksi bangunan bawah tanah dapat dibagi menjadi beberapa tahap:
1. Persiapan Tanah
Tahap pertama adalah persiapan tanah, yaitu menggali dan membersihkan tanah pada area yang akan dibangun. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa tanah sudah dalam keadaan yang cukup stabil dan tidak akan menimbulkan masalah di kemudian hari.
2. Pondasi
Setelah persiapan tanah selesai, tahap selanjutnya adalah membuat pondasi. Pembangunan pondasi di bawah tanah ini dapat berupa pondasi cakar ayam, pondasi tiang pancang, atau pondasi pilar. Pondasi ini berfungsi untuk menopang beban bangunan dan menjaga kestabilan struktur bangunan.
3. Dinding Penahan Tanah
Setelah pondasi selesai, langkah selanjutnya adalah membuat dinding penahan tanah. Dinding ini berfungsi untuk mencegah tanah di sekitar bangunan runtuh atau longsor. Dinding penahan tanah biasa terbuat dari berbagai bahan seperti beton, bata, atau kayu.
4. Lantai Bawah Tanah
Setelah dinding penahan tanah selesai, langkah selanjutnya adalah membuat lantai bawah tanah. Lantai bawah tanah biasanya terbuat dari beton dan harus cukup kuat untuk menopang beban bangunan di atasnya.
5. Ventilasi dan Drainase
Setelah semua tahap sebelumnya selesai, langkah terakhir adalah membuat sistem ventilasi dan drainase. Sistem ventilasi sangat penting untuk menjaga kualitas udara di dalam bangunan, sedangkan sistem drainase berfungsi untuk mengalirkan air yang masuk ke dalam bangunan ke luar.
Itulah lima tahap umum dalam teknik konstruksi bangunan bawah tanah. Namun, setiap proyek bangunan bawah tanah memiliki kondisi dan kebutuhan yang berbeda, sehingga teknik konstruksi dapat menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan tersebut.
Baca juga: Ciri Ciri Pondasi Rumah yang Kuat