Jenis Alat Pengukur Getaran – Vibration meter merupakan sebuah alat media pengujian yang memiliki kegunaan sebagai alat untuk mengukur getaran sebuah benda seperti motor, screen, pompa, atau benda bergetar lainnya pada dunia industri.
Adapun cara kerja alat ini yaitu dengan cara menempelkan vibration sensor atau magnetic base ke bagian benda atau mesin yang akan diukur, kemudian magnetic base tersebut akan mengirimkan datanya melalui kabel ke unit pembaca.
Selanjutnya vibration meter akan menunjukkan nilai kuatnya getaran pada benda serta mesin yang diukur, dengan demikian dapat ditentukan tindakan penyetel an apakah sudah masuk dalam ambang batas yang ditentukan atau belum.
Melakukan kontrol dan analisa getaran secara berkala dapat mendeteksi sesuatu yang tidak normal pada mesin sebelum kerusakan yang terjadi menjadi lebih besar. Dengan menggunakan pengukuran vibration meter ini pengguna pada kalangan industri dapat mencegah para pekerjanya ketika mendapat bahaya getaran yang tinggi.
Perlu diketahui bahwa umumnya semua objek yang terdapat pada bumi ini pasti bergetar, seperti halnya benda yang ada disekitar kita. Untuk itu getaran tersebut dapat diukur dengan tepat yang dimana cara pengukuran getaran tersebut dapat menggunakan vibration meter. Pengukuran getaran dengan menggunakan vibration meter dapat disesuaikan dengan nilai batas yang telah ditentukan, umumnya nilai ambang batas tersebut telah ditentukan oleh keputusan Menteri Tenaga Kerja.
7 jenis Alat Pengukur Getaran
Ketika mengambil data pada suatu getaran untuk mendapatkan hasil data getaran yang memiliki arti tersebut tentunya kita harus mengetahui terlebih dahulu alat yang akan dipakai. Adapun berbagai macam jenis alat ukur getaran yaitu sebagai berikut :
1. Vibration Meter
Vibration Meter merupakan alat pengukuran yang memiliki bentuk cenderung kecil dan ringan sehingga praktis dan mudah dibawa kemanapun. Alat ini sudah dibekali dengan adanya baterai dan dapat digunakan untuk mengambil data getaran pada suatu mesin atau benda dalam waktu yang singkat. Selain itu, vibration meter ini juga sudah dibekali dengan adanya sebuah probe, kabel, dan juga meter yang dapat menampilkan nilai getaran.
Alat ini juga sudah tersedia dengan adanya switch selector untuk memilih parameter getaran mana yang akan diukur. Vibration Meter ini dirancang dalam dua jenis yaitu Human Vibration yang digunakan untuk mengukur dampak getaran mesin terhadap manusia, dan Portable Vibration Meter untuk mengukur seberapa besar dampak mesin.
Adapun cara kerja dari alat ukur getaran ini yaitu dengan cara menempelkan Vibration Sensor atau magnetic basenya ke benda ataupun mesin yang akan di ukur. Kemudian magnetic base akan mengirim data melalui kabel ke unit pembaca. Selanjutnya vibration meter akan menampilkan kuatnya getaran pada benda atau mesin yang akan diukur. Dengan demikian dapat dilakukan tindakan konfigurasi atau sesuai dengan nilai batasnya.
2. Vibration Analyzer
Alat Vibration Analyzer ini dirancang dengan dibekali kemampuan untuk mengukur amplitudo dan frekuensi getaran yang akan dianalisa. Pada umumnya dalam sebuah mesin terdapat lebih dari satu frekuensi getaran yang ditimbulkan, dan dapat disesuaikan dengan kerusakan yang terdapat pada mesin. Dalam penggunaannya, alat ukur vibration analyzer ini membutuhkan seorang operator yang paham akan analisa getaran.
3. Shock Pulse Meter
Shock Pulse Meter merupakan jenis alat yang dirancang secara khusus untuk melakukan monitoring kondisi antifriction bearing yang umumnya sulit terdeteksi dengan metode analisa getaran konvensional. Alat ini bekerja dengan cara mengukur gelombang kejut akibat terjadinya gaya impact pada suatu benda kemudian intensitas gelombang kejut tersebut yang menandakan akan besarnya kerusakan dari bearing tersebut. Biasanya shock pulse meter ini menggunakan tranduse piezo electrik yang sudah dibuat dengan frekuensi resonansi sekitar 32 KHz.
Dengan menggunakan probe tersebut maka alat ini dapat mengurangi terjadinya pengaruh getaran terhadap pengukuran besarnya impact yang terjadi ketika pemilihan titik ukur pada rumah bearing, hal tersebut merupakan hal yang sangat penting karena gelombang kejut akan dikirim dari bearing ke tranduser melalui dinding dari pelindung bearing. Dengan demikian sinyal tersebut dapat berkurang karena terjadi pelemahan ketika perjalanan sinyal tersebut dilakukan.
Ada beberapa prinsip yang dapat digunakan secara umum sebagai patokan dalam menentukan titik ukur yaitu sebagai berikut :
- Sebaiknya jarak sinyal antara bearing dengan probe harus berada pada posisi yang dekat
- Tempatkan probe pada posisi yang dekat dengan daerah dari beban bearing
- Sebaiknya lintas sinyal terdiri dari satu sistem mekanis antara bearing dengan pelindung bearing.
4. Osiloskop
Osiloskop adalah sebuah alat yang bermanfaat sebagai pelengkap data untuk melakukan analisa. Dengan menggunakan osiloskop maka akan menghasilkan informasi mengenai bentuk gelombang dari getaran suatu mesin. Pada beberapa kerusakan mesin dapat diketahui dengan cara melihat bentuk gelombang getaran yang dihasilkan. Seperti halnya pada kerusakan akibat unbalance dan misalignment akan menghasilkan bentuk gelombang yang detail, dengan demikian ketika terjadi kelonggaran mekanis atau kerusakan pada anti friction bearing yang dapat menghasilkan gelombang dengan berbagai bentuk tertentu.
Selain itu, penggunaan alat ini juga dapat memberikan informasi tambahan yang dimana dapat mengevaluasi data yang diperoleh dari tranduser non – contact. Data tersebut dapat memberikan informasi pada kita mengenai posisi dan getaran shaft relatif terhadap pelindung bearing yang umumnya diaplikasikan pada berbagai mesin yang besar dan menggunakan sleeve bearing.
5. Seismograf
Seismograf in merupakan media pencatat yang digunakan untuk mencatat getaran pada gempa, massa stasioner dan jarum akan tetap serta yang bergerak adalah benda yang isinya rol pita yang dipanjangkan di tanah. Bisanya ujung jarum tersebut menempel pada rol pita sehingga akan tergambar getaran gempa pada pita tersebut apabila terjadi gempa.
6. Seismograf Horizontal
Seismograf Horizontal ini adalah alat yang digunakan untuk mencatat getaran bumi pada arah yang mendatar. Bisanya massa stasioner akan digantung dengan sebuah tali yang dimana pada bagian bawahnya terdapat jarum yang ujungnya menyentuh rol pita dan selalu berputar, perputarannya akan mengikuti arah jarum jam. Pada umumnya tiang penumpu rol pita tersebut akan terpasang pada tanah. Ketika terjadi gempa, rol pada pita tersebut akan bergerak dan massa stasioner serta jarum akan tetap, dengan begitu akan terbentuklah goresan pada rol pita tersebut.
7. Seismograf Vertikal
Seismograf Vertikal in merupakan alat yang digunakan untuk mencatat getaran gempa secara vertikal. Massa stasioner ini ditahan oleh sebuah pegas dan sebuah tangkai yang bersegel dan pada bagian ujung massa stasioner yang berbentuk jarum tersebut disentuhkan pada rol pita yang selalu bergerak mengikuti arah jarum jam.
Apabila terjadi gempa, rol pada pita tersebut akan bergerak dan membentuk sebuah seismograf pada bagian rol pita tersebut. Jika menggunakan seismograf vertikal dan horizontal tentunya getaran pada gempa bumi dapat tercatat dua – duanya.
Jika kedua seismograf horizontal dipasang maka akan menghasilkan gambar getaran gempa horizontal dengan jelas. Umumnya satu dipasang ke arah utara dan selatan, sedangkan yang lainnya di arah barat dan timur. Untuk menentukan dari arah mana gempa terjadi maka harus dipasang dengan tiga seismograf yang terdiri dari satu seismograf vertikal dan dua seismograf horizontal.