Cara Ukur Kadar Air Gandum untuk Kualitas Panen Maksimal

Close-up of wheat grain in a bowl with a digital moisture meter, illustrating how to measure grain moisture for maximum harvest quality.

Gudang penuh dengan gandum hasil panen yang tampak sempurna, namun beberapa minggu kemudian tercium bau apek dan biji-bijian mulai menggumpal. Ini adalah mimpi buruk bagi setiap petani, pedagang, dan pengelola gudang—sebuah skenario di mana investasi waktu dan modal terancam oleh musuh tak terlihat: kelembapan. Kualitas gandum yang menurun, munculnya jamur berbahaya, dan penolakan dari pembeli seringkali berakar pada satu faktor krusial yang terabaikan: kadar air.

Mengelola kadar air bukan sekadar tugas teknis, melainkan fondasi utama dalam menentukan profitabilitas dan keamanan rantai pasok gandum. Kadar air yang tidak terkontrol adalah penyebab utama kerugian pasca panen.

Artikel ini adalah panduan A-Z yang dirancang khusus untuk para pelaku agribisnis di Indonesia. Kami akan mengupas tuntas cara menguasai pengukuran dan pengelolaan kadar air gandum, mengubah risiko kerugian menjadi faktor yang terkendali untuk keuntungan maksimal. Anda akan mempelajari pentingnya kadar air, standar resmi yang berlaku, metode pengukuran akurat dari laboratorium hingga lapangan, serta teknik pengeringan yang efektif untuk mengamankan hasil panen Anda.

  1. Mengapa Kadar Air Adalah Kunci Utama Kualitas Gandum?
    1. Pengaruh Langsung pada Harga Jual dan Mutu Olahan
    2. Risiko Utama: Jamur, Mikotoksin, dan Pembusukan
    3. Dampak pada Proses Penyimpanan dan Umur Simpan
  2. Standar Kadar Air Gandum yang Wajib Anda Ketahui
    1. Standar Internasional (FAO) untuk Penyimpanan Aman
    2. Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk Pangan & Pakan
    3. Tabel: Rekomendasi Kadar Air vs. Durasi & Risiko Simpan
  3. Cara Mengukur Kadar Air Gandum: Dari Lab hingga Lapangan
    1. Metode 1: Gravimetri (Oven) – Standar Emas yang Akurat
    2. Metode 2: Moisture Meter Digital – Cepat dan Praktis
    3. Perbandingan: Kapan Menggunakan Oven vs. Moisture Meter?
  4. Panduan Memilih & Merawat Moisture Meter Gandum
    1. Jenis-Jenis Moisture Meter: Model Tusuk (Probe) vs. Tuang (Pour)
    2. Fitur Penting yang Harus Diperhatikan
    3. Tips Kalibrasi dan Perawatan untuk Hasil Akurat Jangka Panjang
  5. Teknik Efektif Menurunkan Kadar Air Gandum Pasca Panen
    1. Metode Alami: Penjemuran dengan Sinar Matahari
    2. Metode Buatan: Menggunakan Mesin Pengering (Dryer)
  6. FAQ: Pertanyaan Umum Seputar Kadar Air Gandum
    1. Apakah gandum berjamur masih bisa digunakan?
    2. Apa saja faktor lain yang mempengaruhi kualitas gandum selain kadar air?
    3. Bagaimana cara menyimpan gandum agar kadar airnya tetap stabil?
  7. Kesimpulan
  8. Referensi

Mengapa Kadar Air Adalah Kunci Utama Kualitas Gandum?

Dalam seluruh proses pasca panen, dari perontokan hingga penyimpanan, kadar air adalah parameter tunggal yang paling berpengaruh terhadap kualitas, masa simpan, dan nilai ekonomis gandum. Mengabaikan parameter ini dapat menyebabkan kerugian signifikan. Sebagai contoh, penanganan yang tidak tepat pada tahap perontokan saja dapat menyebabkan kehilangan hasil gandum mencapai 1.24% hingga 8% jika menggunakan alat yang tidak sesuai. Lembaga pangan dunia seperti Food and Agriculture Organization (FAO) pun secara konsisten menekankan bahwa kontrol kadar air adalah faktor krusial dalam strategi penyimpanan biji-bijian global.

Pengaruh Langsung pada Harga Jual dan Mutu Olahan

Secara komersial, kadar air yang ideal secara langsung berkorelasi dengan keuntungan. Biji gandum dengan kadar air yang terkontrol sesuai standar memiliki bobot yang stabil, tampilan fisik yang lebih baik (tidak keriput atau pecah), dan bebas dari kontaminan biologis. Hal ini membuat gandum Anda memenuhi spesifikasi yang diinginkan oleh industri pengolahan, sehingga meningkatkan daya tawar dan harga jual.

Lebih jauh lagi, kualitas gandum sebagai bahan baku sangat menentukan produk akhirnya, seperti tepung terigu. Kadar air yang tepat membantu menjaga integritas komponen penting seperti gluten. Data menunjukkan bahwa kadar gluten tepung gandum lokal berkisar antara 6.06% hingga 12.86%, dan level ini sangat dipengaruhi oleh kualitas penanganan biji gandum sejak awal.

Risiko Utama: Jamur, Mikotoksin, dan Pembusukan

Kadar air yang tinggi (di atas 14%) menciptakan lingkungan yang sempurna bagi mikroorganisme perusak untuk berkembang biak. Inilah akar dari masalah gandum berjamur. Jamur seperti Fusarium tidak hanya merusak biji secara fisik, tetapi juga memproduksi senyawa beracun yang disebut mikotoksin. Mikotoksin sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan hewan ternak, bahkan dalam konsentrasi rendah.

Food and Agriculture Organization (FAO) memberikan peringatan tegas mengenai hal ini. Pada kadar air 15% hingga 16%, pemanasan pada tumpukan biji-bijian akan mulai terjadi. Jika kadar air mencapai 17% ke atas, pemanasan akan berlangsung cepat dengan risiko kebakaran, sementara pertumbuhan jamur dan perkembangbiakan serangga akan meningkat secara drastis[1]. Gandum yang terkontaminasi jamur dan mikotoksin tidak hanya kehilangan nilai ekonomisnya, tetapi juga menjadi ancaman serius bagi keamanan pangan.

Dampak pada Proses Penyimpanan dan Umur Simpan

Biji gandum adalah organisme hidup yang terus bernapas (respirasi) bahkan setelah dipanen. Semakin tinggi kadar airnya, semakin cepat laju respirasinya. Proses respirasi ini menghasilkan panas, air, dan karbon dioksida. Dalam tumpukan gandum yang besar di silo atau gudang, panas yang terperangkap ini tidak dapat keluar, menyebabkan fenomena yang disebut heat damage atau pemanasan sendiri. Suhu yang meningkat ini akan mempercepat kerusakan, merusak protein, dan menciptakan “hot spot” yang memicu pertumbuhan jamur lebih lanjut.

Hubungannya sangat jelas: semakin tinggi kadar air, semakin pendek umur simpannya. Data industri menunjukkan bahwa gandum dengan kadar air 14% umumnya aman disimpan hingga 2-3 bulan. Namun, untuk penyimpanan jangka panjang yang lebih dari itu, kadar air harus diturunkan hingga di bawah 13% untuk menekan laju respirasi dan aktivitas mikroorganisme secara signifikan. Rantai risiko ini dapat divisualisasikan sebagai berikut: Kadar Air Tinggi → Pertumbuhan Jamur → Produksi Mikotoksin → Dampak Kesehatan & Kerugian Ekonomi.

Standar Kadar Air Gandum yang Wajib Anda Ketahui

Untuk memastikan kualitas dan keamanan, industri pertanian global dan nasional telah menetapkan standar kadar air yang jelas. Memahami dan mematuhi angka-angka ini adalah langkah non-negosiasi bagi setiap pelaku usaha yang serius dalam bisnis gandum. Standar ini tidak hanya berfungsi sebagai panduan, tetapi juga sebagai acuan dalam transaksi komersial dan quality control.

Standar Internasional (FAO) untuk Penyimpanan Aman

Sebagai patokan global, Food and Agriculture Organization (FAO) menjadi rujukan utama. Standar yang mereka tetapkan digunakan dalam perdagangan internasional dan menjadi dasar bagi banyak regulasi nasional. Menurut FAO, kadar air maksimal untuk penyimpanan biji-bijian yang aman adalah 14 persen[1]. Angka ini dianggap sebagai ambang batas kritis; di atas level ini, risiko kerusakan biologis meningkat secara eksponensial.

Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk Pangan & Pakan

Bagi para pelaku usaha di Indonesia, Standar Nasional Indonesia (SNI) yang diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) adalah acuan hukum yang paling relevan. Standar ini penting untuk memastikan produk dapat diterima di pasar domestik.

  • Untuk Tepung Terigu (Pangan): Berdasarkan SNI 3751:2018 tentang Tepung Terigu sebagai Bahan Makanan, salah satu syarat mutu utama adalah kadar air. Standar ini menetapkan bahwa kadar air (basis basah) maksimal adalah 14,5%[2].
  • Untuk Pakan Ternak: Kualitas hasil ikutan gandum seperti pollard dan bran juga diatur. Meskipun tidak secara spesifik untuk gandum utuh, SNI 7992:2014 yang mengatur mutu bahan pakan memberikan panduan bahwa batas kadar air yang aman untuk penyimpanan bahan pakan adalah sekitar 13-14%.

Memahami perbedaan ini penting, karena standar dapat sedikit bervariasi tergantung pada tujuan akhir penggunaan gandum.

Tabel: Rekomendasi Kadar Air vs. Durasi & Risiko Simpan

Untuk mempermudah pengambilan keputusan, berikut adalah tabel praktis yang menghubungkan persentase kadar air dengan durasi simpan yang aman dan risiko utamanya.

% Kadar Air Durasi Simpan Aman Risiko Utama
> 16% Sangat Singkat (Beberapa Hari) Pemanasan cepat, pertumbuhan jamur masif, risiko kebakaran, pembusukan.
15-16% Kurang dari 1 Bulan Pemanasan tumpukan, mulai tumbuh jamur, perkembangbiakan serangga.
14% Jangka Pendek (2-3 Bulan) Batas aman untuk perdagangan dan penyimpanan jangka pendek.
< 13% Jangka Panjang (>3 Bulan) Ideal untuk penyimpanan di silo, aktivitas biologis sangat rendah.

Cara Mengukur Kadar Air Gandum: Dari Lab hingga Lapangan

Mengetahui standar adalah satu hal, tetapi memastikan gandum Anda memenuhinya adalah hal lain. Di sinilah pengukuran yang akurat berperan. Terdapat dua metode utama yang digunakan dalam industri: metode laboratorium yang sangat akurat dan metode lapangan yang cepat dan praktis.

Metode 1: Gravimetri (Oven) – Standar Emas yang Akurat

Metode gravimetri, atau sering disebut metode oven, adalah standar acuan (gold standard) untuk penentuan kadar air. Metode ini digunakan di laboratorium untuk mendapatkan hasil yang paling presisi dan seringkali dipakai untuk mengkalibrasi alat ukur digital.

Prinsipnya sederhana: mengukur kehilangan berat sampel setelah semua air di dalamnya diuapkan melalui pemanasan. Prosesnya melibatkan pengeringan sampel gandum dalam oven pada suhu 105°C selama 3 jam, atau hingga bobotnya tidak lagi berkurang (konstan).

Kelebihan: Sangat akurat dan diakui secara universal.
Kekurangan: Memakan waktu, memerlukan peralatan laboratorium (timbangan analitik, oven, desikator), dan tidak praktis untuk pengecekan cepat di lapangan.

Langkah-langkah Pengukuran Metode Oven

  1. Persiapan Sampel: Siapkan cawan aluminium bersih dan kering. Timbang berat cawan kosong dengan timbangan analitik dan catat (Berat A).
  2. Penimbangan Awal: Masukkan sejumlah sampel gandum yang sudah digiling halus ke dalam cawan. Timbang kembali cawan beserta sampel dan catat (Berat B).
  3. Pengeringan: Masukkan cawan berisi sampel ke dalam oven yang sudah diatur suhunya pada 105°C. Biarkan selama minimal 3 jam.
  4. Pendinginan: Setelah pengeringan, pindahkan cawan ke dalam desikator untuk mendinginkannya ke suhu ruang tanpa menyerap kembali uap air dari udara.
  5. Penimbangan Akhir: Timbang kembali cawan beserta sampel yang sudah kering dan catat (Berat C).
  6. Perhitungan: Hitung kadar air dengan rumus: Kadar Air (%) = [(Berat B - Berat C) / (Berat B - Berat A)] x 100%.

Metode 2: Moisture Meter Digital – Cepat dan Praktis

Untuk kebutuhan operasional sehari-hari, moisture meter adalah solusi yang paling efisien. Alat portabel ini memberikan hasil pengukuran kadar air secara instan, memungkinkan pengambilan keputusan cepat saat panen, proses pengeringan, atau penerimaan barang di gudang.

Prinsip dasar dari kebanyakan moisture meter adalah mengukur sifat kelistrikan dari biji-bijian. Seperti yang dijelaskan oleh para ahli di MSU Extension, alat ini bekerja dengan melewatkan arus listrik melalui sampel. Semakin banyak kandungan air dalam biji, semakin sedikit hambatannya atau semakin konduktif. Perbedaan sifat listrik inilah yang kemudian dikonversi menjadi persentase kadar air[3].

Kelebihan: Sangat cepat (hasil dalam hitungan detik), portabel, dan mudah digunakan.
Kekurangan: Akurasi sedikit di bawah metode oven dan memerlukan kalibrasi berkala untuk menjaga keandalannya.

Langkah-langkah Penggunaan Moisture Meter

  1. Nyalakan Alat: Pastikan baterai alat terisi penuh dan nyalakan perangkat.
  2. Pilih Jenis Biji: Pada menu alat, pilih jenis komoditas yang akan diukur (misalnya, “Wheat” atau “Gandum”).
  3. Ambil Sampel: Ambil sampel gandum yang representatif dari tumpukan atau karung.
  4. Lakukan Pengukuran: Tergantung jenis alat, tusukkan probe ke dalam karung atau tuangkan sampel ke dalam wadah pengukuran pada alat.
  5. Baca Hasil: Tunggu beberapa detik hingga angka pada layar digital stabil. Angka tersebut menunjukkan persentase kadar air sampel.

Perbandingan: Kapan Menggunakan Oven vs. Moisture Meter?

Kedua metode memiliki peranannya masing-masing. Pilihan metode bergantung pada tujuan, kecepatan, dan tingkat akurasi yang dibutuhkan.

Fitur Metode Oven (Gravimetri) Moisture Meter Digital
Akurasi Sangat Tinggi (Standar Acuan) Baik hingga Tinggi (Tergantung Kualitas & Kalibrasi)
Kecepatan Lambat (Membutuhkan beberapa jam) Sangat Cepat (Hasil dalam hitungan detik)
Biaya Tinggi (Investasi peralatan lab) Rendah hingga Menengah (Investasi alat)
Portabilitas Tidak Portabel Sangat Portabel
Penggunaan Ideal Verifikasi akhir, sengketa kualitas, kalibrasi alat. Kontrol kualitas harian, pengecekan di lapangan, gudang.

Panduan Memilih & Merawat Moisture Meter Gandum

Investasi pada moisture meter yang tepat adalah langkah cerdas untuk melindungi aset agribisnis Anda. Dengan banyaknya model di pasaran, memilih yang paling sesuai bisa membingungkan. Berikut adalah panduan untuk membantu Anda membuat keputusan yang tepat.

Jenis-Jenis Moisture Meter: Model Tusuk (Probe) vs. Tuang (Pour)

Secara umum, ada dua desain utama moisture meter yang populer digunakan:

  1. Model Tusuk (Probe): Alat ini dilengkapi dengan dua atau lebih batang logam panjang (probe) yang ditusukkan langsung ke dalam karung atau tumpukan gandum.
    • Kelebihan: Sangat praktis untuk pengecekan cepat di beberapa titik tanpa perlu mengambil sampel keluar dari wadahnya.
    • Kekurangan: Pengukuran hanya mewakili area di sekitar probe, sehingga mungkin perlu beberapa kali penusukan untuk mendapatkan gambaran yang representatif.
  2. Model Tuang (Pour/Cup): Alat ini memiliki wadah atau cangkir terintegrasi di mana sampel gandum dituangkan untuk diukur.
    • Kelebihan: Umumnya memberikan akurasi yang lebih tinggi karena mengukur sampel yang homogen dalam volume yang telah ditentukan.
    • Kekurangan: Memerlukan proses pengambilan sampel dari karung atau tumpukan.

Fitur Penting yang Harus Diperhatikan

Saat memilih moisture meter, perhatikan beberapa fitur kunci berikut:

  • Rentang Pengukuran: Pastikan alat memiliki rentang pengukuran yang sesuai untuk gandum (misalnya, 5% hingga 40%).
  • Akurasi: Periksa spesifikasi akurasi dari pabrikan, biasanya dinyatakan dalam plus-minus persentase (misal, ±0.5%).
  • Seleksi Komoditas: Pilih alat yang dapat mengukur berbagai jenis biji-bijian (gandum, jagung, beras, dll.) jika Anda menangani lebih dari satu komoditas. Merek seperti Shizuoka Seiki dikenal memiliki kemampuan ini.
  • Kompensasi Suhu Otomatis (ATC): Ini adalah fitur yang sangat penting. Suhu biji-bijian dapat mempengaruhi pembacaan listrik. Fitur ATC secara otomatis menyesuaikan hasil pengukuran berdasarkan suhu sampel, sehingga meningkatkan akurasi secara signifikan.

Tips Kalibrasi dan Perawatan untuk Hasil Akurat Jangka Panjang

Membeli alat yang bagus hanyalah langkah awal. Perawatan yang benar akan memastikan alat tersebut tetap akurat dan awet. Mengabaikan perawatan adalah resep untuk mendapatkan data yang salah, yang dapat berujung pada keputusan yang merugikan.

Do’s (Lakukan):

  • Bersihkan Probe: Selalu bersihkan probe atau wadah sampel setelah digunakan dari sisa-sisa biji dan debu.
  • Simpan di Tempat Kering: Simpan moisture meter di dalam kotaknya di tempat yang sejuk dan kering untuk melindunginya dari kelembapan dan benturan.
  • Lakukan Kalibrasi Berkala: Setidaknya setahun sekali, bandingkan hasil pengukuran alat Anda dengan hasil dari metode oven di laboratorium terpercaya untuk memeriksa dan menyesuaikan kalibrasinya.

Don’ts (Jangan Lakukan):

  • Jangan Biarkan Basah: Hindari penggunaan alat di bawah hujan deras atau membiarkannya terkena air.
  • Jangan Jatuhkan: Komponen elektronik di dalamnya sensitif terhadap guncangan keras.
  • Jangan Simpan Baterai Terpasang: Jika tidak akan digunakan dalam waktu lama, lepaskan baterai untuk mencegah kebocoran yang dapat merusak sirkuit.

Teknik Efektif Menurunkan Kadar Air Gandum Pasca Panen

Setelah Anda mengukur dan menemukan bahwa kadar air gandum hasil panen masih terlalu tinggi (misalnya di atas 14%), langkah selanjutnya adalah pengeringan. Proses ini krusial dan harus dilakukan sesegera mungkin. Para ahli merekomendasikan pengeringan harus dilakukan sampai kadar air turun di bawah 14% dalam waktu 48 jam setelah panen untuk mencegah penurunan kualitas yang cepat.

Metode Alami: Penjemuran dengan Sinar Matahari

Ini adalah metode tradisional yang paling umum digunakan karena biayanya yang rendah. Prinsipnya adalah memanfaatkan panas matahari dan aliran udara untuk menguapkan air dari biji gandum.

  • Cara Pelaksanaan: Gandum dihamparkan tipis (ketebalan 3-5 cm) di atas alas yang bersih seperti terpal, tikar, atau lantai jemur. Lakukan pembalikan secara berkala (setiap 2-3 jam) agar pengeringan merata.
  • Kelebihan: Murah dan tidak memerlukan energi listrik atau bahan bakar.
  • Kekurangan: Sangat bergantung pada kondisi cuaca (membutuhkan panas matahari yang terik), memakan waktu lama (bisa sekitar 7-8 hari untuk mencapai kadar air ideal), dan rentan terhadap kontaminasi dari debu, kotoran, atau hewan.

Metode Buatan: Menggunakan Mesin Pengering (Dryer)

Untuk skala usaha yang lebih besar atau untuk mengatasi kendala cuaca, penggunaan mesin pengering (dryer) adalah solusi yang lebih modern dan andal. Mesin ini bekerja dengan menghembuskan udara panas yang terkontrol melalui tumpukan gandum untuk mempercepat proses penguapan air.

  • Cara Pelaksanaan: Gandum dimasukkan ke dalam mesin pengering (tipe batch atau kontinu), kemudian suhu dan aliran udara diatur sesuai rekomendasi.
  • Kelebihan: Cepat, tidak bergantung pada cuaca, dan prosesnya lebih terkontrol sehingga hasilnya lebih seragam.
  • Kekurangan: Memerlukan investasi awal untuk pembelian alat dan ada biaya operasional untuk listrik atau bahan bakar.

Sangat penting untuk mengontrol suhu pengeringan. Suhu yang terlalu tinggi dapat merusak struktur protein (gluten) pada gandum, yang pada akhirnya akan menurunkan kualitas tepung yang dihasilkan.

FAQ: Pertanyaan Umum Seputar Kadar Air Gandum

Apakah gandum berjamur masih bisa digunakan?

Secara umum, sangat tidak disarankan. Gandum yang sudah terlihat berjamur memiliki potensi tinggi mengandung mikotoksin yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan ternak. Risiko kesehatan jauh lebih besar daripada nilai ekonomis gandum yang coba diselamatkan. Untuk operasi komersial, gandum seperti ini harus dipisahkan dan dibuang sesuai prosedur yang aman.

Apa saja faktor lain yang mempengaruhi kualitas gandum selain kadar air?

Selain kadar air, beberapa faktor penting lainnya adalah kadar gluten (menentukan elastisitas adonan), kebersihan dari kontaminan (batu, tanah, sekam), kerusakan fisik pada biji (pecah atau retak akibat proses perontokan yang kasar), serta serangan hama gudang seperti kutu atau serangga lainnya.

Bagaimana cara menyimpan gandum agar kadar airnya tetap stabil?

Kunci utamanya adalah melindungi gandum dari kelembapan udara sekitar. Gunakan wadah penyimpanan yang kedap udara seperti silo yang terawat baik atau karung plastik tebal yang ditumpuk di atas palet (tidak langsung menyentuh lantai). Jaga kelembaban relatif udara di dalam gudang idealnya di bawah 70% dan pastikan ada ventilasi yang cukup untuk mencegah kondensasi. Lakukan monitoring kadar air secara berkala.

Kesimpulan

Mengontrol kadar air bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan strategis dalam agribisnis gandum. Dari pembahasan di atas, kita dapat menarik tiga kesimpulan utama: pertama, menjaga kadar air di bawah ambang batas kritis 14% adalah kunci fundamental untuk mencegah pembusukan, pertumbuhan jamur, dan kerugian finansial. Kedua, investasi pada alat ukur yang andal seperti moisture meter digital adalah langkah penting untuk memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat dan akurat di setiap tahap pasca panen. Ketiga, penerapan teknik pengeringan yang tepat, baik alami maupun mekanis, adalah tindakan proaktif untuk mengamankan kualitas dan memperpanjang umur simpan hasil panen.

Dengan memahami, mengukur, dan mengelola kadar air secara efektif, para petani, pedagang, dan pengelola gudang di Indonesia dapat secara signifikan mengurangi risiko, meningkatkan kualitas produk, dan pada akhirnya, memaksimalkan profitabilitas usaha mereka.

Sebagai penyedia dan distributor alat ukur dan uji terkemuka, CV. Java Multi Mandiri memahami betul tantangan operasional yang dihadapi oleh klien bisnis dan industri. Kami berkomitmen untuk menjadi mitra strategis Anda dalam mengoptimalkan proses quality control. Jika perusahaan Anda membutuhkan solusi presisi untuk pengukuran kadar air atau instrumen pengujian lainnya, kami siap membantu. Silakan diskusikan kebutuhan perusahaan Anda dengan tim ahli kami untuk menemukan peralatan yang paling sesuai guna meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi Anda.

Rekomendasi Grain Moisture Meter


Disclaimer: Informasi dalam artikel ini ditujukan untuk tujuan edukasi. Selalu konsultasikan dengan ahli pertanian dan patuhi standar resmi terbaru (SNI/regulasi lokal) untuk operasi komersial.

Referensi

  1. Food and Agriculture Organization of the United Nations. (N.D.). Cereal processing: 5.3 Storage of grain. FAO. Retrieved from https://www.fao.org/3/x5036e/x5036e00.htm
  2. Badan Standardisasi Nasional (BSN). (2018). SNI 3751:2018 – Tepung terigu sebagai bahan makanan. BSN. Retrieved from https://www.bsn.go.id/SNI/detail_sni/10870
  3. Michigan State University Extension. (N.D.). Understanding grain moisture. MSU Extension. Retrieved from https://www.canr.msu.edu/news/understanding-grain-moisture

Konsultasi Gratis

Dapatkan harga penawaran khusus dan info lengkap produk alat ukur dan alat uji yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Bergaransi dan Berkualitas. Segera hubungi kami.