Proses Pekerjaan Oprit jembatan merupakan proses penting dalam pembangunan jembatan, secara umum ini sudah dibahas di “Tahapan Pembuatan Jembatan”. Pekerjaan oprit jembatan merupakan proses penimbunan tanah maupun urugan di belakang abutment hingga sepadat mungkin untuk meminimalisir penurunan.
Timbunan untuk oprit bisa menggunakan jenis timbunan biasa maupun pilihan asalkan bisa membuat kepadatan yang kokoh. Karenanya dibuatlah tembok penahan tanah guna mempertahankan stabilitas lereng oprit bila jembatan dibuat pada lokasi berbukit. Diperlukan perencanaan yang matang agar oprit yang dibuat nantu sesuai dengan desain yang ditentukan agar aman dan kuat serta mempunyai umur yang panjang.
Jenis timbunan untuk oprit jembatan
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ada dua jenis timbunan untuk oprit dalam pembangunan jembatan. Berikut adalah penjelasan lebih lengkapnya :
- Timbunan biasa
Timbunan oprit sendiri diurug hingga ke elevasi top subgrade sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Dengan menggunakan jenis timbunan biasa maka dapat menggantikan material existing subgrade di lapangan yang secara teknis tidak memenuhi persyaratan.
Bahan untuk jenis timbunan biasa haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Jenis tanah yang digunakan haruslah disetujui oleh Pengawas dan harus memenuhi syarat untuk digunakan atau diaplikasikan pada bangunan permanen.
- Tanah urug yang digunakan tidak boleh yang tingkat plastisitasnya tinggi dan diklasifikasikan sebagai A-7-6 dari syarat AASHTO M 145. Selain itu bahan urugan ini harus mempunyai CBR yang tidak boleh dibawah 6% dan sudah diuji sebelumnya.
- Tanah yang digunakan sebagai bahan urug tidak boleh mempunyai nilai aktif yang melebihi 1,25, nilai ini menjadi perbandingan antara indeks plastisitas dan presentase ukuran lempung.
- Timbunan pilihan
Urugan menggunakan timbunan pilihan tidak hanya berfungsi sebagai urugan saja namun mempunyai maksud khusus lainnya. Maksud khusus ini antara lain adalah untuk mengurangi tebal lapisan pondasi bawah dan meminimalisir gaya lateral tekanan tanah. Gaya lateral ini adalah gaya yang terjadi di belakang dinding penahan tanah talud jalan.
Karena mempunyai fungsi lain selain sebagai urugan, timbunan pilihan ini harus memenuhi syarat sebagai berikut :
- Timbunan pilihan hanya dapat digunakan pada lokasi dengan maksud yang sudah ditentukan maupun disetujui oleh pengawas secara tertulis.
- Timbunan harus terdiri dari bahan tanah berpasir atau padas yang sesuai dengan persyaratan. Selain itu juga harus mempunyai sifat tertentu yang sesuai dengan maksudnya. Urugan pilihan haruslah mempunyai CBR paling tidak 10% yang diuji menggunakan AASHTO T 193.
Secara garis besar, pekerjaan oprit jembatan adalah sebagai berikut :
- Membuat talud jalan memakai konstruksi beton bertulang maupun pasangan batu kali.
- Pemasangan suling-suling untuk mengalirkan air pada talud jalan.
- Pemasangan kolom yang digunakan sebagai pengaman talud jalan.
- Menghamparkan dan memadatkan timbunan pilihan maupun sirtu.
- Menghamparkan dan memadatkan lapis pondasi agregat kualitas B.
- Menghamparkan dan memadatkan lapis pondasi agregat kualitas A.
- Pengerjaan aspal yang berupa penyemprotan lapis pengikat aspal cair dan dilanjutkan dengan penghamparan Laston lapis pondasi AC-Base.
- Pemasangan lapis atas berupa Laston antara AC – BC dan Laston lapis aus AC – WC.
Tahap Pelaksanaan Proses Pekerjaan Oprit Jembatan
Dalam pelaksanaannya, pekerjaan oprit jembatan dilakukan dalam 3 tahapan umum yaitu :
- Steaking out
Ini merupakan proses pengukuran untuk menentukan matahari oprit baik manual maupun menggunakan alat ukur. Pengukuran manual dilakukan dari posisi awal atau P0 laning jembatan yang lebarnya 1 – 3 meter, P0 ini mengarah keluar tegak lurus dengan panjang jembatan.
Setelah itu akan dipasang atau ditanam patok sementara atau P1 dilanjutkan P2 yang dibuat secara diagonal dengan P0. Selanjutnya jadikan P2 sebagai sumbu putar dalam menentukan matahari dan dimulai dari P0 hingga sejajar dengan sumbu garis P1.
Setelah ditemukan garisnya kemudian ditanam patok pada sisi luar dan dalam tembok penahan tanah untuk oprit. Setelah itu dilakukan penentuan elevasi atas oprit secara sejajar dengan lantai kendaraan jembatan dan disimpan pada patok semipermanen untuk menjaga waterpass.
- Pekerjaan timbunan biasa dan timbunan pilihan
Penimbunan tanah pada setiap levelnya setinggi 30 cm dan padatkan menggunakan compactor yang sesuai dan selalu siap digunakan di lokasi. Compactor ini harus selalu siap ketika dump truck menaruh material pada lokasi pekerjaan oprit.
- Pekerjaan Tembok Penahan Tanah
Pasangan batu umumnya digunakan dalam pekerjaan jembatan untuk menahan oprit. Namun dalam kondisi khusus, tinggi pasangan melebihi 6 meter dengan kemiringan tertentu mempunyai desain tembok penahan tanahnya sendiri. Hal ini karena gaya lateral dan gravitasi tanah memungkinkan tembok penahan tertentu membutuhkan perlakukan tersendiri. Hal ini untuk menghindari tembok dari kegagalan struktur. Bahkan kementerian pekerjaan umum menerbitkan standar khusus dalam hal tembok penahan tanah.